Namun, baik Hasman maupun Rudi menganggap pelayanan dan fasilitas Yang diberikan oleh pihak Bandara khususnya saat jelang lebaran ini masih belum maksimal. "Gak nyaman, suasananya kayak di terminal bus, bukan di bandara internasional," ujar Rudi yang mudik seorang diri. Masalah lainnya yang sering dialami penumpang pesawat adalah keterlambatan penerbangan. "Kalau Lion Air sih kayaknya biasa ya, delayed. Tahun lalu juga delayed 1 jam, dan dapat makan. Tapi kami kan rugi waktu," Hasman mengeluh. Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengakui pesawatnya sering mengalami keterlambatan. "Kalau keterlambatan pasti ada saja, biasanya dari aspek operasional. Kami tidak bisa memprediksi berapa lama keterlambatannya," ujarnya kepada Tempo pagi tadi. Bandara Riau belum adakan penerbangan tambahan Tidak seperti yang dialami oleh bandara lain di Indonesia, Bandara Sultan Syarif Kasim di Riau hingga H-2 menjelang Lebaran belum mengalami operasional 100% sesuai kapasitas yang sudah disediakan. Bahkan hingga saat ini dikabarkan belum ada satu pun maskapai penerbangan yang menambah jumlah armada pesawat untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang di tersebut. Walaupun sudah memasuki H-2 menjelang hari raya Idul Fitri 1431 Hijriyah, namun hingga saat ini tingkat okupansi pesawat udara yang datang dan berangkat melalui bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II belum seratus persen. "Hingga saat ini tingkat okupansi pesawat udara masih sekitar 88 persen," ujar Airport Duty Manager Bandara SSK II, Amintas Sinaga di Pekanbaru, Provinsi Riau, Rabu (8/9/2010). Ia menjelaskan, dari sebanyak 3.972 kursi yang tersedia untuk seluruh penerbangan, jumlah yang terisi hanya sekitar 3.257 untuk kedatangan.
7 years ago