BISNIS TIKET PESAWAT ONLINEBISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Direkomendasikan bagi Anda yang ingin memiliki dan mengelola bisnis penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, cepat, dan aman. KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

KOLEKSI WALLPAPER FOTO PESAWAT TERBANG :


Hari berikutnya

Hari berikutnya. Info sangat penting tentang Hari berikutnya. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Hari berikutnya

Pesawat Garuda Indonesia jenis Boeing 737-400 itu siap lepas landas. Maskapai penerbangan dengan nomor penerbangan GA 652 ini, dari Bandar Udara (Bandara) Sentani, Jayapura, hendak meluncur menuju Bandara Mozez Kilangin, Timika. Nah, selagi siap landas pada Ahad dini hari pekan lalu itu, mendadak muncul tiga orang yang ingin terbang bersama burung besi tersebut. Tiga calon penumpang itu berasal dari PT Freeport Indonesia. Yakni Armando Mahler (presiden direktur dan CEO), August Kafiar (vice president), dan Rusdian Lubis. Pemilik tiket penerbangan dengan nomor GA 653 itu agak memaksa supaya disertakan dalam rencana terbang GA 652 itu. Tapi pihak Garuda Indonesia menolak. "Dokumen penumpang (manifes) penerbangan GA 652 sudah terjadwal. Kalau diubah, memerlukan waktu cukup lama,'' ujar Pujobroto, juru bicara PT Garuda Indonesia. Tanpa pikir panjang, kata Pujobroto, armada udara bernomor GA 652 itu pun mengangkasa dan meninggalkan petinggi perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Menurut dia, semula rute penerbangan GA 652 itu adalah Jakarta-Denpasar-Timika-Jayapura. Namun, di tengah perjalanan dari Denpasar ke Timika, tiba-tiba cuaca memburuk. Demi kenyamanan, pilot Kapten Achdiyat mengalihkan tujuan ke Jayapura terlebih dahulu, lalu berakhir di Timika. Sampai di Timika, Pujobroto melanjutkan, Kapten Achdiyat digantikan Kapten Manotar Napitupulu, dengan nomor penerbangan GA 653. Rutenya: Timika-Jayapura-Timika-Denpasar-Jakarta. Sewaktu penerbangan dari Jayapura ke Timika lagi, petinggi PT Freeport Indonesia yang punya tiket GA 653 itu memilih tak menumpang pesawat tersebut. Mereka justru turut dalam penerbangan pada hari berikutnya, dengan pesawat yang dipiloti Kapten Achdiyat kembali. Meski demikian, kata Pujobroto, pesawat yang disetir Kapten Manotar Napitupulu itu kembali mendarat di Timika. Di Bandara Mozez Kilangin itu, pasokan bahan bakar avtur berkurang dan takarannya berada pada posisi 8.000 liter. Guna meneruskan perjalanan ke Denpasar dan berlanjut ke Jakarta, setidaknya diperlukan 13.000 liter avtur. "Itu artinya, standar melanjutkan penerbangan tidak memenuhi syarat," katanya. Karenanya, di bandara itu, Kapten Manotar Napitupulu menyatakan, pihaknya rela mengantre di terminal pengisian bahan bakar avtur, setelah sebelumnya harus melewati prosedur yang ada. Tapi, pada hari itu, Manotar merasa diperlakukan berbeda oleh pihak pengelola bandara, PT Airfast Aviation Facilities Company (AVCO). "Saya menunggu lama sekali, tapi pesawat tidak juga diisi (avtur)," ujarnya kepada Sandika Prihatnala dari Gatra. Kemudian Manotar mendatangi pimpinan anak perusahaan PT Freeport Indonesia itu. Kejelasan tentang persoalan itu baru diperoleh setelah empat setengah jam menanti. Selama itu pula, Manotar beserta awaknya tak henti mendinginkan suasana penumpang dalam kabin pesawat yang lelah dan kian memanas. Tanda tanya besar penumpang dijelaskan Manotar dengan berbagai alasan.


Powered By : Blogger